![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii3fveyB7KvZunzC6EdsDYQgm4mDyi5Ul41iFIz6WxtzhBXTvmmpW582UixoRJaQrvzN_Xz_J8E2mxCBQj5U4IbW_3LAs34a1Hp8xzB08e6xSa-7298RrRa5D7gWh_o6il2ct5nOuoiMF-/s320/unduh1.jpeg)
Sabtu, 22 September 2012
Manusia Hebat itu Bernama Perempuan
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii3fveyB7KvZunzC6EdsDYQgm4mDyi5Ul41iFIz6WxtzhBXTvmmpW582UixoRJaQrvzN_Xz_J8E2mxCBQj5U4IbW_3LAs34a1Hp8xzB08e6xSa-7298RrRa5D7gWh_o6il2ct5nOuoiMF-/s320/unduh1.jpeg)
Senin, 09 Juli 2012
Kami yang senantiasa merindukanmu
Aku masih ingat betul pertemuan pertama itu, beliau berkata "anggaplah aku ibumu sendiri. Ibumu sudah ndak ada toh?" Hari - hari berikutnya tak banyak waktuku untuk berinteraksi dengan beliau. Jarak dan waktu jadi alasan. Saat berkunjung pun, aku tak bisa lagi menuntunnya ke mana - mana karena sibuk mengurusi bayiku. Beliau sempat menyesal "Maaf ya Nak, Uti tak bisa gendong kamu...."
Setahun belakangan, beliau tak bisa lagi bangun dari tempat tidurnya karena osteoporosis. Sungguh, itu ujian kesabaran bagi kami anak - anaknya. Tak heran mengapa sampai Rasulullah menyampaikan bahwa "rugi, masih punya orang tua yang renta tapi tak bisa masuk surga" Saat kami lelah dan merasa repot, kami ingat kembali bahwa dulu pasti beliau lebih repot dan lelah mengurus kelima anaknya.
Ah, ibu... cepat sekali waktu berlalu rupanya. Tanggal 7 Juli 2012 pukul 06.00 aku resmi kehilangan seorang ibu lagi selain ibu kandungku. Yang ada adalah penyesalan. Penyesalan tak bisa menemanimu di ujung usiamu, tak bisa memberimu yang terbaik.Penyesalan tak sempat memohon maaf atas segala khilafku.
Semoga Allah mengasihimu seperti engkau mengasihi kami di waktu kecil,mengampuni segala dosamu, menempatkanmu di jannahNya...
Setahun belakangan, beliau tak bisa lagi bangun dari tempat tidurnya karena osteoporosis. Sungguh, itu ujian kesabaran bagi kami anak - anaknya. Tak heran mengapa sampai Rasulullah menyampaikan bahwa "rugi, masih punya orang tua yang renta tapi tak bisa masuk surga" Saat kami lelah dan merasa repot, kami ingat kembali bahwa dulu pasti beliau lebih repot dan lelah mengurus kelima anaknya.
Ah, ibu... cepat sekali waktu berlalu rupanya. Tanggal 7 Juli 2012 pukul 06.00 aku resmi kehilangan seorang ibu lagi selain ibu kandungku. Yang ada adalah penyesalan. Penyesalan tak bisa menemanimu di ujung usiamu, tak bisa memberimu yang terbaik.Penyesalan tak sempat memohon maaf atas segala khilafku.
Semoga Allah mengasihimu seperti engkau mengasihi kami di waktu kecil,mengampuni segala dosamu, menempatkanmu di jannahNya...
Sabtu, 30 Juni 2012
Sepenggal episode tentang Sri
Sri, sebuah nama yang sangat jamak. Sampai - sampai ada komunitas orang - orang yang bernama Sri. Sayang kisah Sri yang satu ini tak lumrah seperti namanya. Entahlah, tak ada yang tahu asal muasalnya sampai Sri ini salah asuh dan sulit dikendalikan. Seenaknya sendiri, begitulah kira - kira. Kalau mau kerja ya kerja, bosan ya ditinggal begitu saja. Tak peduli orang lain sudah capek - capek mencarikan pekerjaan untuknya. Kadang Sri ini juga menghilang dari rumah. Tak ada yang tahu ke mana. Tiba - tiba pulang, dan seolah - olah tak terjadi apa - apa.
Rabu, 20 Juni 2012
Untuk para Guru yang lagi Galau
Sore itu teman saya yang PNS curhat. Tampaknya lagi GALAU tingkat tinggi. Ia dimutasi dari tempatnya bekerja ke tempat yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Tempat kerjanya yang baru sangat sulit dijangkau. Jalan berlubang, lewat tengah hutan dan tak ada kendaraan umum. Kalau mau potong jalan harus menyeberangi bengawan dengan rakit seadanya. Yang lebih parah lagi, teman saya ini tak bisa naik motor.
Tapi bukan hanya itu yang membuatnya galau. Ia merasa terdzolimi. Karena sebelumnya ia merasa posisinya di tempat kerja aman - aman saja. Ia merasa seharusnya bukan dia yang dimutasi. Tapi temannya yang baru. Ia juga merasa menjadi bagian dari permainan.
Sabtu, 21 April 2012
APA BEKAL UNTUK ANAKMU?
Suatu hari,
saat mengantarkan anak ke dokter saya berkesempatan ngobrol dengan seorang ibu
yang juga sedang mengantar cucunya berobat. Beliau datang bersama menantunya,
yang juga ibu dari sang cucu. Si ibu ini merasa sedih karena anaknya yang
bungsu ( ayah si cucu ) tak kunjung beroleh pekerjaan dengan gaji yang cukup.
Dengan terpaksa si anak bekerja sebagai honorer di sebuah instansi pemerintah
dengan gaji tak sampai Rp 500.000,-. Saya turut prihatin, karena berdasarkan
cerita sang ibu, anak bungsunya ini adalah sarjana ekonomi. Tetapi yang lebih
membuat saya prihatin lagi adalah saat beliau bercerita bahwa demi anaknya ia
pernah tertipu puluhan juta rupiah. Karena ada orang yang menjanjikan
pekerjaan, tapi ternyata bohong belaka. Yang semakin membuat saya prihatin
ternyata si ibu tidak merasa kapok. Bahkan beliau meminta si anak untuk mencari
informasi pejabat mana yang bisa “membawa” anaknya menjadi PNS. Berapapun
bayarnya akan dipenuhi.
Langganan:
Postingan (Atom)