Sabtu, 21 April 2012

APA BEKAL UNTUK ANAKMU?


 Suatu hari, saat mengantarkan anak ke dokter saya berkesempatan ngobrol dengan seorang ibu yang juga sedang mengantar cucunya berobat. Beliau datang bersama menantunya, yang juga ibu dari sang cucu. Si ibu ini merasa sedih karena anaknya yang bungsu ( ayah si cucu ) tak kunjung beroleh pekerjaan dengan gaji yang cukup. Dengan terpaksa si anak bekerja sebagai honorer di sebuah instansi pemerintah dengan gaji tak sampai Rp 500.000,-. Saya turut prihatin, karena berdasarkan cerita sang ibu, anak bungsunya ini adalah sarjana ekonomi. Tetapi yang lebih membuat saya prihatin lagi adalah saat beliau bercerita bahwa demi anaknya ia pernah tertipu puluhan juta rupiah. Karena ada orang yang menjanjikan pekerjaan, tapi ternyata bohong belaka. Yang semakin membuat saya prihatin ternyata si ibu tidak merasa kapok. Bahkan beliau meminta si anak untuk mencari informasi pejabat mana yang bisa “membawa” anaknya menjadi PNS. Berapapun bayarnya akan dipenuhi.